Bacaan: Mazmur 30
Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati…. (Mazmur 30:6a)
Hari ini Indonesia memperingati hari Pendidikan Nasional. Berkaitan dengan dunia pendidikan, isu mental health menjadi keprihatinan universal. Banyak orang, terutama anak muda, mengalami frustrasi dan depresi. Bahkan, ada yang dalam kesepian melakukan bunuh diri. Potret ini membuktikan bahwa manusia butuh banyak cinta.
Dalam kerapuhan sebagai manusia, Daud mengalami frustrasi yang hebat. Ia seorang raja, tetapi ia rentan. Ia mudah jatuh sebagaimana seorang manusia biasa. Ia pun dicekam rasa takut tatkala dirinya berhadapan dengan musuh-musuh yang terus mengintainya. Di situlah Daud merasakan bahwa ia membutuhkan TUHAN. Ia tidak bisa sendiri. Kadang, Daud merasakan seolah TUHAN sedang marah kepadanya ketika musuh-musuhnya bangkit menyerangnya. Namun, pada sisi lain ia merasakan pertolongan TUHAN, sehingga ia berkata, “...sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati.” Kasih dan kemurahan TUHAN itulah yang memulihkan Daud dan membuat dirinya menang atas masalah.
Dalam kehidupan yang dilanda kemelut dan ketidakpastian, mudah bagi kita sebagai manusia untuk merasa frustrasi dan depresi. Maka, kita membutuhkan kasih Tuhan untuk membalut dan memulihkan kita. Kasih itu kita peroleh di dalam Kristus yang juga mengajarkan kita untuk mencintai diri sendiri dan sesama. Cinta inilah yang harus kita jaga sebagai kekuatan bagi kita untuk memulihkan dunia yang dilanda isu mental health. Cinta ini juga harus menjadi roh dari pendidikan nasional.
REFLEKSI:
Tanpa cinta kita binasa. Dengan cinta hidup kita bermakna.
Dalam mendidik, roh cintalah yang harus menggerakkan kita.