Bacaan: Yohanes 17:20-26
Dalam dunia penuh kerusuhan,
di tengah kemelut permusuhan
datanglah Kerajaan-Mu;
di Gereja yang harus bersatu,
agar nyata manusia baru,
datanglah Kerajaan-Mu!
Refrein:
Datanglah, datanglah,
datanglah, Kerajaan-Mu!
Memerangi gelap kemiskinan,
menyinarkan terang keadilan
datanglah Kerajaan-Mu;
di lautan, di gunung, di ladang
dan di bandar, di pasar, di jalan
datanglah Kerajaan-Mu!
Itulah lirik Kidung Jemaat 260 bait Pertama dan Kedua. Lirik kidung ini memuat harapan dari umat kepada Allah. Umat berharap Kerajaan-Nya segera datang menghadirkan damai di dunia. Menariknya, pengharapan yang terkandung dalam kidung ini memberi dimensi pengharapan yang aktif bagi umat. Dalam menanti harapan itu terwujud umat selayaknya secara aktif membentuk persekutuan yang menyatu untuk menyatakan kualitas sebagai manusia baru. Dimensi pengharapan aktif semacam inilah yang tampak juga dalam bacaan hari ini.
Dalam Yohanes 17, Yesus berdoa agar murid-murid-Nya menjadi satu, seperti Dia dan Bapa satu. Ini bukan sekadar ajakan supaya kita akur dan tidak bertengkar, tapi panggilan agar kita terikat dalam kasih yang kuat dan visi yang sama. Kalau kita sudah merasakan kedekatan dengan Tuhan dan sesama, maka kita juga akan berani melangkah keluar, jadi utusan yang membawa damai dan terang ke sekitar kita. Kesatuan dengan dan dalam Yesus itu ternyata bukan cuma buat diri sendiri, tapi supaya hidup kita bisa berdampak.
Kita diundang berdampak dengan menjadi utusan Tuhan membawa kasih dan keadilan, bukan hanya dengan kata-kata, tapi lewat tindakan nyata. Kita tak dibiarkan jalan sendiri-sendiri, Yesus rindu kita berjalan sebagai satu keluarga yang saling dukung. Kesatuan ini yang membuat kita kuat menghadapi masalah dan tetap semangat melayani keluarga, teman, dan tetangga. Bayangkan kalau kita semua kerja sama, betapa besar dampak positif yang bisa kita bawa ke lingkungan kita!
Memang hidup tak selalu mudah, kadang kita punya perbedaan dan tantangan yang bisa melelahkan. Tapi bukankah kesatuan memang tidak mensyaratkan untuk semuanya sama, tapi kita mensyaratkan agar semua saling menghargai dan melengkapi. Karena dari situlah lahir kekuatan untuk terus maju dan jadi berkat bagi orang lain.
Untuk itu, ingatlah Kidung Jemaat 260 setiap waktu. Jadikan nyanyian ini sebagai bahan bakar semangat kita untuk tetap bersambung rasa, memadu gerak, dan melangkah bersama sebagai utusan Tuhan membawa kasih dan harapan ke dunia yang sangat membutuhkannya.
Pdt. Yohanes P. Pratama